WHEN THE GIRL

WANNA TRY DO THE BEST AND GET THE BEST

Senin, 25 Juli 2011

Asrama Mahasiswa Jawa Barat “ Kujang”



Berilmu dan Berbudaya


Kekeluargaan, itu kesan pertama yang dirasakan ketika berkunjung ke Asrama Kujang yang berlokasi di daerah baciro, Yogyakarta . Asrama ini sudah didirikan 59 tahun silam oleh alm Prof.Hardjasoemantri yang merupakan mantan rektor Universitas Gadjah Mada. Asrama Kujang merupakan salah satu asrama mahasiswa daerah tertua yang diperuntukkan untuk mahasiswa putra yang berasal dari jawa-barat yang sedang menimba ilmu di Jogjakarta , sesuai dengan misi dari Asrama Kujang sendiri yaitu sebagai wadah keluarga mahasiswa Jawa Barat untuk mengapresiasikan minat dan bakat yang mereka miliki
Seperti yang dikemukakan oleh ketua Asrama Kujang , Faturrahman, saat diwawancara tim swaka, ada 4 aspek yang diunggulkan dalam asrama ini yaitu keilmuan, kekeluargaan, kebudayaan dan sosial. Setiap penghuni asrama wajib memiliki dan menanamkan keempat aspek tersebut dalam kegiatan mereka sehari-hari. Selain itu mahasiswa juga harus ikut serta berkontribusi terhadap masyarakat, apalagi mereka merupakan anak rantau yang menumpang menimba ilmu di daerah orang. Misalnya ketika bencana erupsi merapi kemarin para mahasiswa asrama kujang terjun langsung ke daerah bencana sebagai relawan, dan untuk di sekitar lingkungan asrama para mahasiswa mengajar anak-anak sekitar dalam mengaji dan baca-tulis. Selain di bidang sosial , asrama kujang juga mengajak masyarakat untuk belajar mengenai kebudayaan jawa barat seperti alat music tradisional, tari daerah, dan pakaian adat Jawa Barat . “Banyak anak sekolah dasar dan Taman Kanak-kanak yang berkunjung kesini untuk belajar budaya Jawa Barat”, ujar mahasiswa Hubungan Internasional UPN ‘Veteran’ tersebut.
Untuk kegiatan mahasiswa sendiri bermacam-macam, mulai dari diskusi ilmiah , kegiatan olahraga, dan latihan gamelan yang rutin dilaksanakan setiap hari Kamis dan Minggu. Ada juga 3 jenis kewajiban yang harus diikuti seluruh penghuni asrama , mulai dari harian yaitu shalat maghrib berjamaah, kegiatan mingguan dengan piket kebersihan dan bulanan, yaitu membayar iuran wajib yang sudah ditetapkan pengurus asrama. “Untuk peraturan khusus seperti jam malam , mahasiswa harus sudah ada di asrama pukul 10 malam kecuali malam minggu ada toleransi “, ujar Faturrahman menambahkan.
Asrama Kujang sendiri memiliki 12 kamar untuk seluruh penghuni yang terdiri dari 32 mahasiswa, ruang pertemuan, mushola, galeri kesenian,ruang alat music daerah , lapangan badminton, perpustakaan dan jaringan internet yang dapat diakses bebas oleh semua penghuni asrama. Untuk biaya yang harus dibayarkan , tidak seluruhnya ditangguhkan kepada mahasiswa karena dibantu oleh pemprov Jawa Barat sehingga mahasiswa mempunyai kewajiban untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya dan kembali untuk membangun daerah asalnya.
Ki Demang yang merupakan sesepuh Asrama Kujang menuturkan kepada Swaka, bahwa yang bisa menjadi penghuni asrama tersebut bukan sembarang mahasiswa asal Jawa Barat. Mereka harus memiliki 4 aspek yang ditonjolkan dalam asrama ini. Mereka merupakan perwakilan yang didelegasikan daerah masing-masing kabupaten daerah asalnya. “Mahasiswa asrama ini tentunya harus berilmu, berbudaya, berbakat di bidang olahraga dan bersifat sosial”,ujar Ki Demang.
Selain sebagai wadah perkumpulan mahasiswa Jawa Barat, asrama kujang juga merupakan wadah bagi seluruh warga Jawa Barat yang tinggal di daerah Jogjakarta untuk berkumpul dan mengadakan kegiatan, baik seni maupun sosial. Selain itu, asrama Kujang juga sebagai anjungan daerah nusantara yang telah diresmikan pada 20 Oktober 2009 oleh bapak Walikota Herry Zudianto dan sebagai sekre West Java touris information centre d Jogja untuk berkunjungnya pelajar maupun umum untuk mengenal daerah Jawa Barat.